Jumat, 12 Juli 2013

TIPS MENGEMBANGKAN ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN BELAJAR

TIPS MENGEMBANGKAN ANGKET
ANALISIS KEBUTUHAN BELAJAR UNTUK R & D

Ihtiara Fitrianingsih
Pusat Pengembangan Bahasa LPPMP UNY

PENDAHULUAN
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 mengenai Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, guru dengan golongan minimal IIIb memiliki kewajiban untuk mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Menurut peraturan yang sedang hangat-hangatnya di pertengahan bulan Juni 2013 ini, guru diharuskan melakukan pengembangan diri, menghasilkan karya ilmiah maupun karya inovasi. Pada dasarnya, menulis sebuah karya ilmiah adalah hal yang paling feasible bagi guru dari segi waktu penyelesaiannya. Karya ini dapat berupa kajian teoretis maupun kajian dari hasil sebuah penelitian.
           
Berbicara mengenai karya tulis hasil penelitian, hal yang terlintas dalam pikiran adalah Penelitian Tindakan Kelas (Action Research), Research and Development (R&D), eksperimen, dll. Dalam Workshop Penulisan Karya Ilmiah Populer WUNY yang diselenggarakan pada hari Kamis, 20 Juni 2013, sejumlah guru bahasa mengungkapkan bahwa artikel ilmiah hasil penelitian mereka biasanya mereka buat untuk keperluan KTA ialah karya dari hasil R&D atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagaimana wajarnya peran guru di sekolah, guru dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas mengajar yang salah satunya termasuk mempersiapkan bahan ajar.

EDUCATIONAL RESEARCH AND DEVELOPMENT (R & D)
Educational Research and Development (R & D) merupakan salah satu proses penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan atau memvalidasi suatu produk dalam bidang pendidikan (Borg & Gall, 1983: 772), misalnya teknik mengajar, media belajar, materi belajar, atau prosedur belajar tertentu. Dalam penelitian ini, guru akan melakukan beberapa tahap penelitian seperti menganalisis kebutuhan belajar, mengembangkan suatu produk, mengujicobakannya dalam kegiatan pembelajaran, serta mengevaluasinya. Menurut Borg & Gall (1983: 775) tahap-tahap penelitian dalam R & D adalah sebagaimana digambarkan dalam Gambar 1 berikut.

 






















Gambar 1
Tahap-tahap Penelitian R & D (Borg & Gall, 1983: 775)

Dari Gambar I diketahui bahwa sebelum melakukan penelitian pengembangan, misalnya pengembangan media belajar atau materi belajar bahasa Inggris, seorang peneliti akan membaca beberapa literatur yang berkaitan dengan isu-isu terkait masalah penelitian yang ia angkat, sekaligus literatur mengenai penelitian pengembangan. Sebagaimana disarankan oleh Borg & Gall (1983: 775) dalam gambar tersebut, peneliti harus mengembangkan instrumen penelitian sebelum ia melakukan tahap pertama penelitian (need assessment). Instrumen untuk keperluan need assessment ini selanjutnya akan dibahas dengan istilah need analysis instrument. Jika instrumen tersebut berupa angket, maka istilah yang digunakan ialah need analysis questionnaire.

MENGEMBANGKAN ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN BELAJAR (NEED ANALYSIS QUESTIONNAIRE)
Angket merupakan salah satu jenis instrumen penelitian yang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis instrumen lainnya. Selain mudah digunakan, angket juga tidak banyak memakan waktu saat digunakan. Angket membuat responden penelitian merasa bebas dalam memberikan data tanpa diketahui identitasnya oleh peneliti, sehingga data yang diberikan lebih akurat. Selain itu, hasil analisis angket juga dapat dioleh dengan cepat dengan metode statistik.
Dalam mengembangkan angket analisis kebutuhan belajar, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peneliti.
       1.            Pastikan bahwa angket menggali informasi mengenai target needs dan learning needs siswa.
       2.            Pastikan bahwa setiap butir angket mewakili prinsip-prinsip belajar yang peneliti yakini.
       3.            Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dijawab ke pertanyaan yang sulit dijawab, dari yang bersifat ringan ke yang bersifat mengintrogasi.
       4.            Dalam instruksi, pastikan peneliti mengarahkan responden untuk berpikir tentang hal yang dituju dalam setiap butir/pertanyaan.
       5.            Dalam instruksi, pastikan peneliti menyertakan penjelasan bahwa responden dapat bertanya kepada peneliti jika terdapat ketidakjelasan, dan/atau penjelasan bahwa responden diperbolehkan untuk tidak menjawab pertanyaan dalam angket jika ia tidak dapat memahami apa yang dimaksud dalam pertanyaan tertentu.
       6.            Selalu cek apakah perintah/instruksi dan butir angket ‘nyambung’.
       7.            Cetaklah halaman paling depan dengan kertas berwarna atau dengan tinta warna.
       8.            Ujicobakan angket sebelum digunakan.

PENJELASAN
      1.            Pastikan bahwa angket menggali informasi mengenai target needs dan learning needs siswa.
Untuk mengembangkan materi belajar, materi belajar keterampilan membaca teks berbahasa Inggris misalnya,  seorang material developer perlu mengumpulkan data mengenai  target needs dan learning needs siswa. Istilah need analysis juga disebut dengan istilah  need assessment (Richards, 2001; Nation, 2010; Hyland, 2006; Hutchinson & Waters, 1987:53-56; Graves, 2000).  Needs, menurut Hyland (2006: 73), adalah istilah payung yang membawahi beberapa aspek seperti menggali informasi tentang tujuan belajar dan motivasi belajar siswa, kemampuan berbahasa Inggris siswa, preferensi kegiatan belajar siswa dan target situasi dimana mereka akan berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Hutchinson and Waters (1987: 54-56) mengklasifikasikan needs ke dalam target needs (apa yang siswa perlukan untuk dapat berkomunikasi pada target situasi) dan learning needs (apa yang siswa perlukan untuk dapat belajar). Selanjutnya  target needs dibagi lagi menjadi:
a.       Necessities: Aspek bahasa apakah yang siswa perlukan. Contoh: siswa harus menjawab soal ujian secara lisan.
b.      Lacks: Apa yang belum dikuasai siswa. Contoh: aspek tata tulis yang belum siswa miliki dalam bahasa Inggris jika dibandingkan dengan tata tulis dalam bahasa Indonesia.
c.       Wants: Apa yang ingin dipelajari oleh siswa.

Sebagai contoh, seorang material developer atau guru bahasa Inggris akan mengembangkan materi reading untuk kelas X SMA melalui prosedur R & D. Hal pertama yang ia lakukan ialah mengumpulkan informasi tentang kebutuhan belajar siswa kelas X. Sebelum ia mengembangkan angket, berdasarkan literatur yang telah ia baca, ia membuat kisi-kisi tentang apa saja informasi yang ia perlukan. Lihat tabel 1 berikut ini.


No.
Informasi yang diperlukan
Referensi
1
Usia, jenis kelamin dan latar belakang kebahasaan siswa
Hedcock & Ferris, 2009: 120
Learning Needs
2
Topik-topik favorit siswa
Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005:57
3
Jenis kegiatan belajar yang disukai siswa
Dudley-Evans & St. John, 1998: 125; Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005:57
4
Setting kegiatan belajar (individu, berpasangan atau berkelompok)
Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005: 57 & 148
5
Jenis pekerjaan rumah (PR) yang disukai siswa
Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005: 57
6
Pilihan waktu untuk pemberian umpan balik (feedback) dari guru
Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005: 156
7
Teacher role
Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005: 145
8
Students’ role dalam belajar
Nunan, 1989: 80
Target Needs
9
Target belajar siswa
Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005: 57; Hedcock & Ferris, 2009:120
10
Frequensi pembelajaran 4 skill berbahasa mereka saat ini
Hedcock & Ferris, 2009:120
11
L1 and L2 literacy skills
Hedcock & Ferris, 2009:120
12
Kemampuan mereka dalam microskill membaca
Dudley-Evans & St. John, 1998: 125; Richards, 2001:52; Graves, 2000: 101; Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005: 57; Richards, 2001:52
13
Strategi membaca yang siswa lakukan
Hedcock & Ferris, 2009:152
14
Sikap dan motivasi belajar siswa
Hedcock & Ferris, 2009:120; Graves, 2000: 101
15
Bacaan yang sering siswa baca
Hedcock & Ferris, 2009:153

Tabel 1
Kisi-Kisi angket need analysis

Dicontohkan dalam tabel 1 di atas bahwa learning needs mencakup topik, kegiatan belajar, setting kegiatan belajar, jenis PR, teacher role dan learner role yang disukai siswa. Semua aspek ini adalah cara yang siswa yakini dapat membantu mereka untuk dapat belajar dengan lebih nyaman.  Selanjutnya, nomor 9 sampai dengan 15 adalah bagian dari target needs, di mana siswa kelas X SMA dipersyaratkan kurikulum untuk membaca berbagai macam genre of texts sehingga mereka perlu memiliki keterampilan membaca. Dalam hal ini guru atau material developer perlu tau seberapa jauh keterampilan membaca yang telah siswa miliki, strategi apa yang sudah mereka terapkan saat membaca, apa target belajar mereka, bacaan apa yang sering mereka baca, dan sebagainya. Setelah dua aspek di atas terpenuhi hal terpenting selanjutnya ialah menjabarkan kisi-kisi tersebut dalam bentuk angket.





      2.            Pastikan bahwa setiap butir angket mewakili prinsip-prinsip belajar yang peneliti yakini.
Tips kedua ini sedikit mudah terlalaikan oleh peneliti. Seringkali seorang peneliti menulis butir-butir angket tanpa merefleksikan kembali apa yang ditulisnya. Lihat contoh berikut.


15
Teacher role prefered by the students
Referensi: Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams, 2005: 145 (teacher role)

a
planner
guru merencanakan kegiatan belajar dengan baik

b
informer
guru memberikan segala informasi yang saya perlukan saat belajar

c
manager
guru mengatur apa yang boleh dan tidak boleh saya  lakukan saat belajar

d
monitor
guru memberikan soal-soal untuk mengetahui kemajuan belajar saya

e
involver
guru ikut/terlibat dalam kegiatan belajar bersama saya

f
parent/friend
guru mendengar pendapat dan keluhan saya selayaknya orang tua/teman

g
diagnostician
guru membimbing saya untuk mengenali kesulitan belajar saya

h
resource
guru memberikan bantuan dan nasehat saat saya memerlukannya

i
others

Tabel 2
Contoh pengembangan butir angket


Butir pertanyan yang bercetak tebal di atas adalah contoh penjabaran istilah yang kurang tepat. Dalam pernyataan-pernyatan tersebut pembuat angket belum mencermati implikasi makna dari apa yang ia tulis. Jika dituliskan guru memberika, guru mengatur dan guru membimbing, implikasinya ialah guru yang serba tau dan siswa sejauh ini adalah objek pengajaran, sehingga makna yang ditimbulkan ialah siswa tidak akan lebih pintar dari guru, padahal faktanya adalah sebaliknya. Oleh karena itu, tiga butir tersebut perlu direvisi. Cermati contoh pertanyaan berikut ini. Dapat diketahui bahwa penjabaran teacher role pada contoh kedua terkesan demokratis dan lebih sesuai dengan prinsip learner-centered, bukan teacher-centered.

Silakan Adik berikan pendapat Adik terhadap situasi-situasi berikut. Berikan tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pendapat Adik.

5 = Sangat setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-ragu
2 = Tidak setuju
1 = Sangat Tidak Setuju

No
Peran guru
5
4
3
2
1
1
Saya suka jika kegiatan belajar diatur dengan baik





2
Saya suka jika informasi yang saya perlukan saat belajar dapat saya peroleh dari berbagai sumber





3
Saya suka jika peraturan belajar disepakati bersama antara guru dan siswa





4
Saya suka jika guru memberikan soal-soal untuk mengetahui kemajuan belajar saya





5
Saya suka jika guru ikut/terlibat dalam kegiatan belajar bersama saya





6
Saya suka jika guru mendengar pendapat dan keluhan saya selayaknya orang tua/teman





7
Saya suka jika guru membantu saya untuk mengenali potensi saya





8
Saya suka jika guru membantu saya dalam menyelesaikan kesulitan belajar saya.





9
Saya suka jika guru memberikan bantuan dan nasehat saat saya memerlukannya





10
Saya suka jika saya diberi kebebasan berpikir dan berkreasi saat mengerjakan tugas

11
Saya suka jika guru menghargai hasil pekerjaan saya

12
Saya suka jika saya dibantu belajar dari kesalahan saya

13
lainnya (sebutkan) ..................................................






Tabel 3
Contoh revisi pengembangan butir angket

      3.            Mulailah dengan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dijawab ke pertanyaan yang sulit dijawab, dari yang bersifat ringan ke yang bersifat mengintrogasi.

Sebagaimana contoh kisi-kisi pada Tabel 1, memulai pertanyaan dari yang mudah ke yang sulit, dari yang santai ke yang lebih serius. Pertanyaan pada angket need analysis dapat dikembangkan dengan mendahulukan informasi tentang pilihan tema, topic, kegiatan belajar dan sebagainya, lalu diikuti dengan informasi mengenai reading skills dan target belajar mereka yang relative lebih rumit untuk dijawab.

      4.            Dalam instruksi, pastikan peneliti mengarahkan responden untuk berpikir tentang hal yang dituju dalam setiap butir/pertanyaan.

Pada bagian ini, Adik diminta untuk memberikan informasi tentang teks-teks yang biasa Adik baca, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Silakan memberikan tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Adik.

 
 





Dalam kotak di atas diberikan contoh instruksi. Jika diperhartikan dengan seksama, di sana tertulis “Pada bagian ini, Adik diminta untuk memberikan informasi tentang teks-teks yang biasa Adik baca, baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggris. Kalimat ini berfungsi untuk mengarahkan responden untuk memikirkan apa yang diminta si pembuat angket. Jika kalimat tersebut dihilangkan, kemungkinan responden aka nasal menjawab tanpa memikirkan apa yang sesungguhnya ada pada diri mereka. Oleh karena itu, sebelum menginstruksikan bagaimana cara menajawab perntanyaan, berikanlah petunjuk tentang  informasi apa yang harus responden berikan berkaitan dengan fakta yang ada pada diri mereka.

      5.            Dalam instruksi, pastikan peneliti menyertakan penjelasan bahwa responden dapat bertanya kepada peneliti jika terdapat ketidakjelasan, dan/atau penjelasan bahwa responden diperbolehkan untuk tidak menjawab pertanyaan dalam angket jika ia tidak dapat memahami apa yang dimaksud dalam pertanyaan tertentu.

Hal selanjutnya yang mempengaruhi valid atau tidaknya suatu hasil angket ialah cara peneliti dalam memberikan keleluasaan kepada responden untuk memberika jawaban. Memberikan kesempatan bertanya maupun kebebasan untuk tidak menjawab sangatlah penting dalam sebuah penelitian. Dalam pengisian angket, hal ini dapat disampaikan secara lisan maupun secara tertulis. Namun demikian, memberikan penjelasan secara tertulis pada bagian instruksi akan lebih efektif karena responden akan membacanya secra langsung sehingga tidak akan terlupakan atau terlewat oleh si peneliti. Berikut adalah contohnya.
Silakan Adik pikirkan tentang strategi membaca yang Adik gunakan dalam membaca teks berbahasa Inggris. Berikan tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai dengan penggunaan strategi tersebut. Jika Adik ragu-ragu, silakan bertanya pada instruktur. Jika  Adik merasa belum pernah mendengar tentang strategi tertentu, jangan terlalu dipikirkan, silahkan lewati poin tersebut. Informasi tentang penggunaan strategi membaca ini akan membantu instruktur dalam memilih materi dan kegiatan belajar yang dapat mengembangkan strategi membaca Adik.

 
 






      6.            Selalu cek apakah perintah/instruksi dan butir angket ‘nyambung’.
Dalam mengembangkan angket, hal penting yang harus peneliti perhatikan ialah kesesuaian antara pilihan jawaban dengan butir soal. Perhatikan contoh berikut ini.

5 = Saya sering
      menggunakan
      strategi ini.
4 = Saya kadang-kadang   menggunakan strategi  ini.
3 =  Saya jarang menggunakan strategi ini.
2 = Saya tidak pernah menggunakan strategi ini walaupun saya tahu  strategi ini.
1 = Saya tidak tahu   tentang startegi ini.

No
Strategi membaca
5
4
3
2
1
a
Sebelum membaca suatu teks, saya menentukan tujuan membaca.
 (contoh: untuk mengetahui perkembangan suatu berita, untuk memahami brosur, untuk mencari judul buku dalam katalog, dll).





b
Sebelum membaca, saya merencanakan cara-cara untuk memahami teks itu.





c
Sebelum membaca, saya melihat sekilas teks dan gambar untuk mengetahui gambaran umum tentang isi teks.





d
Sebelum membaca, saya menebak informasi apa yang akan disampaikan dalam teks itu.





e
Saat saya membaca, saya mengecek apakah prediksi/tebakan saya sesuai dengan apa yang telah saya baca.





f
Dst.






Tabel 4
Contoh kesesuaian antara butir pernyaaan dan pilihan jawaban

Dalam contoh ini, pernyataan mengenai performa atau kebiasaan siswa jika dicocokkan dengan pilihan jawaban akan ‘nyambung’. Lain halnya ketika butir pertanyaan tersebut dijodohkan dengan pilihan jawaban ‘setuju’ atau ‘tidak setuju’ misalnya, maka kedua pernyataan tersebut tidak ‘nyambung’ atau tidak sesuai. Hal terpenting yang harus diperhatikan ialah bahwa penggunaan Likert Scale: agreement (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju) untuk pernyataan yang berisi pendapat/pandangan, dan skala frekuensi (selalu, sering, kadang-kadang, jarang, tidak pernah) untuk pernyataan yang berisi tentang performa/kemampuan, dan kebiasaan siswa.

      7.            Cetaklah halaman paling depan dengan kertas berwarna atau dengan tinta warna.
Sebagaimana diusulkan oleh Borg & Gall (1983), bahwa angket akan lebih menarik bagi responden ketika disajikan dengan layout yang menarik ataupun disajikan dengan kertas/tinta berwarna. Dalam hal ini, jika seorang peneliti menghendaki angketnya untuk diisi oleh banyak responden, maka hal yang paling memungkinkan ialah mencetak halaman pertama angket dengan kertas berwarna. Mencetak halaman pertama angket dengan warna cerah lembut  juga dapat membuat responden merasa lebih nyaman untuk menjawab pertanyan-pertanyaan dalam angket.

      8.            Ujicobakan angket sebelum digunakan.
Setelah angket selesai dikembangkan, akan lebih baik jika angket tersebut diujicobakan pada 3-5 orang sampel responden yang diambil secara acak. Jika hal tersebut tidak terjangkau, hal minimal yang harus dilakukan ialah meminta teman sejawat untuk memeriksa angket tersebut dari segi kebahasaannya maupu lay out-nya. Selain itu, jika angket analisis kebutuhan belajar itu ditujukan untuk siswa kelas X SMA, maka angket dapat diujicobakan kepada beberapa saudara atau teman yang memiliki usia dan karakteristik mirip dengan target responden.
Uji coba angket sebaiknya dilakukan dua kali, dengan pertimbangan ujicoba yang pertama adalah peer check atau koreksi teman sejawat, atau bisa juga uji coba dengan bantuan respondent-like persons untuk memberikan umpan balik mengenai segi kebahasaan dan lay out angket. Sedangkan uji coba kedua adalah uji coba untuk mendapatkan kemungkinan butir pertanyaan lain yang mungkin diharapkan atau disarankan oleh target responden. Dengan demikian, angket akan lebih sempurna dengan umpan balik dan saran dari peserta uji coba tersebut. Sebagai contoh, dalam angket ada pertanyaan mengenai motivasi belajar bahasa Inggris siswa. Disebutkan dalam angket sebagai berikut.
Saya berusaha membaca teks berbahasa Inggris dengan baik supaya ...
No. Urut
mendapatkan nilai bahasa Inggris yang tinggi

menang lomba bahasa Inggris

menjawab soal-soal Ujian Nasional dengan benar

berhasil dalam tes masuk perguruan tinggi

paham saat membaca buku-buku berbahasa Inggris

paham saat menonton film-film dalam berbahasa Inggris

paham saat mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris

paham saat membaca koran berbahasa Inggris

paham saat membaca cerita/novel berbahasa Inggris

paham saat menonton siaran TV berbahasa Inggris

paham saat membaca blog/website berbahasa Inggris

lainnya (tuliskan)....................................................

Tabel 5
Contoh butir pertanyaan sebelum uji coba

Setelah uji coba kedua, beberapa siswa peserta try out memberikan masukan, sehingga angket tersebut dikembangkan sebagaimana tabel berikut ini.
Saya berusaha membaca teks berbahasa Inggris dengan baik supaya ...
No. Urut
mendapatkan nilai bahasa Inggris yang tinggi

menang lomba bahasa Inggris

menjawab soal-soal Ujian Nasional dengan benar

berhasil dalam tes masuk perguruan tinggi

paham saat membaca buku-buku berbahasa Inggris

paham saat menonton film-film dalam berbahasa Inggris

paham saat mendengarkan lagu-lagu berbahasa Inggris

paham saat membaca koran berbahasa Inggris

paham saat membaca cerita/novel berbahasa Inggris

paham saat menonton siaran TV berbahasa Inggris

paham saat membaca blog/website berbahasa Inggris

dapat membantu teman/adik dalam belajar bahasa Inggris
dapat berbagi pengetahuan tentang bahasa Inggris dengan orang lain
lainnya (tuliskan)....................................................

Tabel 6
Contoh butir pertanyaan setelah uji coba
KESIMPULAN DAN SARAN
            Seringkali guru dituntut untuk dapat menghasilkan karya dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas atau R & D. Saat guru memilih untuk melakukan R & D, hal yang menjadi kendala ialah bagaimana mengembangkan instrumen penelitian yang baik dari segi isi, kebahasaan, lay out dan metode.  Hal ini menjadi motivasi penulis untuk menyajikan artikel ini. Dalam mengembangkan angket untuk keperluan need analysis atau need assessment, banyak hal yag perlu diperhatikan. Seperti yang telah penulis jabarkan dalam pembahasan sebelumnya, hal isi, instruksi, butir pertanyaan, hingga ‘nyambung’ tidaknya butir pertanyaan dan pilihan jawaban serta piloting atau uji coba angket dapat menjadi hal penting yang perlu diperhatikan dari sebuah angket. Selanjutnya, penelitian mengenai pengembangan angket dan evaluasi angket penelitian masih perlu diteliti lebih lanjut sehingga hasil penelitian R & D khususnya, serta penelitian lainnya pada umumnya, dapat dipertanggungjawabkan validitasnya.

DAFTAR PUSTAKA
Borg, Walter R. and Gall, Meredith Damien. 1983. Educational research: an introduction. New York: Longman (4th Ed).

Dudley-Evans and St. John. 1998. Development in English for Specific Purposes: A Multi-Disciplinary Approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Graves, Kathlen. 2000. Designing language course: A guide for teachers. Boston: Heinle & Heinle publishers

Hayland, Ken. 2006. English for academic purposes: an advanced resource book. New York: Routledge.

Hutchinson, T., and Waters, A. 1987. English for specific purposes: a learning-centered approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Hedgcock, John S.  and Dana R. Ferris. 2009. Teaching readers of English: students, texts, and contexts. New York: Routledge

Nunan, David. 1989. Designing tasks for the communicative classroom. Cambridge: Cambridge University Press.

Nation, I. S. P.  2010. Language curriculum design. New York: Routledge.

Permen PAN & RB No. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Kementrian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, 2009.

Richards, JC. 2001. Curriculum development in language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.


Spratt, Marry, Alan Pulverness & Melanie Williams. 2005. The TKT (Teaching Knowledge Test) Course. Cambridge: Cambridge University Press.

4 komentar:

  1. Wah terima kasih banyak atas informasinya. Izin untuk menjadikan salah satu referensi saya, apalagi terkait Target Needs dan Learning needs siswa. :)

    BalasHapus
  2. terimakasih, menambah ilmu dan wawasan pembuatan angket

    BalasHapus
  3. Wahh, kerenn ...
    thanks ya
    ini yang saya cari-cari

    BalasHapus
  4. Terimakasih, sangat membantu sekali semoga barokah ya, sukses selalu

    BalasHapus