EVALUASI
MATERI BELAJAR BAHASA INGGRIS:
KAJIAN
DARI SEBUAH RISET
Ihtiara
Fitrianingsih
E-mail: ihtiarafitrianingsih@gmail.com
PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
akan materi belajar bahasa Inggris yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa,
guru dituntut untuk mampu mengadaptasi dan/atau mengembangkan materi belajar.
Dengan melakukan salah satu atau kedua usaha tersebut, guru telah secara aktif
mengembangkan alur berpikir kreatif dan kritis dalam mengevaluasi,
mengadaptasi, dan mengembangkan materi belajar yang telah ada, atau bahkan
mengembangkan bahan belajar yang mereka desain sendiri. Untuk memiliki
keterampilan dalam mengadaptasi atau mengembangkan materi belajar, beberapa
teori yang akan disajikan dalam kajian berikut dapat dijadikan referensi.
PENGEMBANGAN MATERI BELAJAR BAHASA
INGGRIS
Pengembangan materi belajar bahasa
Inggris adalah dapat ditempuh melalui sebuah proses yang disebut dengan Research and Development (R & D)
yang melibatkan beberapa tahapan, yaitu: 1) instrument
development, 2) identification and exploration of needs, covering the student’s
and teachers’ learning needs and target needs, 3) course grid design, 4) the
development of the first drafts of the learning materials, 5) pre-use evaluation, 6) the development of the second drafts of the learning
materials, 7) try-out of the materials, 8) post-use evaluation,
dan 9) revision & final material production. Pertama, pengembangan materi belajar bahasa Inggris bemula dari kegiatan analisis
kebutuhan belajar yang mana datanya
dapat diperoleh dengan menggunakan
instrumen dalam bentuk angket dan wawancara. Selanjutnya, berdasarkan
hasil angket atau wawancara, guru memperoleh informasi mengenai kebutuhan
belajar siswa (Richards, 2001;
Nation, 2010; Hyland, 2006; Hutchinson dan Waters, 1987:53-56; Graves, 2000).
Informasi ini kemudian diolah dan dijadikan dasar dalam mengembangkan materi
belajar. Draf 1 yang merupakan hasil awal pengembangan akan dievaluasi (evaluasi
pra-penggunaan) dari segi tata letak, kebahasaan, topic, dan cakupan materi (Tomlinson
(2003: 23-25) dan Masuhara (dalam Tomlinson 1998: 257).
Langkah selanjutnya adalah merevisi draf
1 berdasarkan data dari evaluasi pra-penggunaan, sehingga diperolehlah draf 2.
Draf 2 dapat diujicobakan kepada siswa untuk memperoleh masukan mengenai
kesesuaian materi dengan level belajar siswa, metode belajar siswa, dan alokasi
waktu. Dengan mengamati proses belajar siswa saat menggunakan materi tersebut
dan dengan menyebarkan angket kepada siswa, guru akan memperoleh masukan atau
informasi di bagian mana saja ia perlu merevisi materi belajar yang telah
dipakai tersebut. Hal terakhir yang dilakukan setelah uji coba adalah revisi
agar materi belajar tersebut dapat digunakan dengan baik. Dengan melakukan
langkah-langkah pengembangan tersebut di
atas, materi belajar bahasa Inggris yang dihasilkan oleh guru dapat lebih
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Seperti halnya mengembangkan materi
belajar di atas, kegiatan mengadaptasi materi belajar yang sudah ada pun harus
mengacu pada prosedur tertentu. Namun demikian, prosedur mengadaptasi materi
belajar tidak sesulit mengembangkan materi baru. Dalam hal ini, guru harus
melakukan evaluasi pra-penggunaan dengan memperhatikan sisi kebahasaan, dan
cakupan materi. Selanjutnya, materi yang perlu direvisi dapat diketik ulang dan
dikembangkan sehingga memiliki komponen kebahasaan dan cakupan materi yang
lebih sesuai. Selain itu, guru juga dapat mengadaptasi materi tersebut agar
sesuai dengan level pembelajaran siswa (tidak terlalu mudah atau terlalu
sulit). Gutu juga dapat menambahkan beberapa latihan tambahan yang ditujukan
untuk melatihkan keterampilan berbahasa tertentu, contohnya menyimak, membaca,
berbicara, atau menulis. Beberapa ketrampilan mikro dapat dilatihkan melalui
latihan-latihan tambahan tersebut. Pada akhirnya, hasil dari proses
pengadaptasian materi ini akan berujung pada proses evaluasi materi.
EVALUASI MATERI BELAJAR BAHASA INGGRIS
Kegiatan mengevaluasi materi belajar
bahasa Inggris dapat melatih kepekaan guru dalam mencermati materi belajar yang
akan digunakan dalam proses pemelajaran. Kegiatan ini mengharuskan guru untuk
memiliki beberapa kriteria ideal materi belajar yang baik. Dalam hal ini BNSP
(2008) telah memberikan acuan untuk mengevaluasi materi belajar bahasa Inggrios
dari komponen isi dan kebahasaan serta unsur kegrafikaan. Selain itu, beberapa
ahli dan penulis juga menyarankan beberapa kriteria penilaian materi belajar seperti
yang akan dijelaskan pada poin-poin berikut ini.
A.
Desain dan Tata Letak
Materi belajar bahasa Inggris, menurut
BNSP (2008) dan Tomlinson (1998:7-8)
harus dicetak pada kertas berukuran standar, seperti
ukuran A4, A5, atau B5. Materi tersebut juga harus di cetak sesuai dengan
daerah cetak, jangan sampai ada gambar maupun tulisan yang tidak tercetak
karena terlalu mepet dengan pinggir kertas. Lalu, materi tersebut juga harus
memiliki nomor halaman yang konsisten. Gambar dan tulisan tidak terlalu rapat
sehingga masih ada ruang yang tetap putih. Hal ini penting agar siswa merasa
nyaman saat membacanya.
Selain itu, tata letak gambar juga perlu
disesuaikan agar tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Gambar pun harus
relevan dengan topik. Kualitas gambar juga harus jelas atau tidak kabur. Lalu,
di bagian bawah gambar terdapat sumber dari mana gambar itu diambil. Hal lain
yang perlu diperhatikan adalah penggunaan jenis huruf. Dalam hal ini, jenis
huruf yang digunakan dalam materi belajar tidak boleh lebih dari tiga jenis,
dan ukurannya harus diatur sesuai dengan fungsinya. Kriteria yang terakhir
adalah meemastikan tidak ada paragraf yang nggandul
atau terpisah di dua halaman namun pemisahannya tidak sesuai.
Kriteria di bawah ini adalah rangkuman
dari hal-hal yang di sebutkan di atas. Guru dapat mengembangkan butir-butir
angket evaluasi desain dan tata letak materi belajar dengan menggunakan blueprint berikut ini.
1
|
The paper
size is appropriate with the standard (A4, A5 or B5) (BNSP, 2008).
|
2
|
The paper margin
is proportional with the print area (BNSP, 2008).
|
3
|
The layout
used in the materials pages is consistent (BNSP, 2008).
|
4
|
The layout
provides lots of white space (Tomlinson,
1998:8).
|
5
|
The colour
combination look harmonical (Tomlinson, 1998:7).
|
6
|
The pictures
are sufficiently varied (Tomlinson,
1998:7).
|
7
|
The pictures
are clear, not blurred (BNSP, 2008).
|
8
|
The pictures
relate the learners to the subject matter (Tomlinson,
1998:7).
|
9
|
There is a
source from which pictures are taken (BNSP, 2008).
|
10
|
The size of
the fonts is varied properly (BNSP, 2008).
|
11
|
The font
variation is less than four types (BNSP, 2008).
|
12
|
The passages
are page-broken properly (BNSP, 2008).
|
B.
Bahasa
Dalam
mengevaluasi unsur kebahasaan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah hal
ketepatan penggunaan tata bahasa, kosakata, dan penggunaan tanda baca. Dalam
hal tata bahasa, guru perlu meneliti kembali apakah materi belajar yang telah
ia kembangkan menggunakan tata bahasa
Inggris dengan benar. Guru perlu berperan sebagai orang lain untuk dapat
meneliti adanya kesalahan tata bahasa dalam materi belajar yang akan
dievaluasi. Hal lain yang dapat dilakukan adalah meninta bantuan teman sejawat
untuk mereviu penggunaan tata bahasa dalam materi belajar tersebut. Di sisi
lain, guru juga perlu mencermati apakah semua kalimat dalam perintah, soal,
maupun bacaan menggunakan kosakata yang sesuai dengan level pembelajaran siswa.
Sebagaimana disarankan oleh Suwarsih Madya (2013: 234), materi belajar
hendaklah dikembangkan berdasarkan level pembelajaran siswa. Jika dalam hal
kosa kata bahasa Inggris siswa SMA dikatakan telah memiliki keterampilan
berbahasa Inggris di tingkat intermediate,
mereka akandituntut untuk dapat memahami teks-teks berbahasa Inggris yang memiliki kosa kata
pada tingkat 3000 teratas (3000 high
frequency words). Implikasinya, sebaiknya guru mengecek apakah penggunaan
kosakata pada bacaan, perintah dan soal tidak menggunakan kata yang lebih
tinggi dari kelas 3000 kata tersebut. Guru dapat mengakses berbagai macam
daftar kosakata bahasa Inggris di tingkat 1000, 2000, atau 3000 teratas dari
internet, seperti halnya Longman
Communication 3000 (dapat diunduh di http://goo.gl/Ukiw5m).
Apabila
level pembelajaran kosakata yang siswa miliki baru mencapai level 2000 kata,
guru dapat mengadaptasi teks yang akan digunakan dalam materi belajar dengan
menggunakan perangkat lunak atau software
yang bernama Kurzweil 3000 dapat diunduh di http://goo.gl/ly9rSf). Dengan
menggunakan software ini, guru dapat
mengkopi teks yang ia temukan di internet ke dalam software tersebut lalu menganalisa kosakata teks tersebut hanya
dengan satu kali klik maka guru akan memperoleh daftar kata yang berada di
kelas 2000 teratas dan daftar kata yang berada di luar daftar. Dengan demikian,
guru dapat menentukan kata mana saja yang perlu ia ganti dengan ekuivalensinya
atau sinonimnya agar nantinya teks tetap dapat dipahami oleh siswa tanpa adanya
kesulitan yang berarti.
Selain
kelas kosakata, guru juga harus memperhatikan keseimbangan jenis kata yang
dipelajari dalam vocabulary learning
tasks atau dalam vocabulary lists.
Sebagai contoh, sebelum dianalisis dari segi keseimbangan proporsi kosakata,
materi belajar membaca (katakanlah Unit
1: Smartpone Hunt yang dikembangkan untuk kelas X SMA) memiliki proporsi
kata kerja 60%, kata benda 23%, kata sifat 12%, dan kata sambung 2%, kata
keterangan 2%, dan kata depan 1%. Jikadilihat dari segi keseimbangan antarjenis
kata, tentu proporsi tersebut belum ideal. Setelah analisis dilakukan, ternyata
masih ditemukan banyak kosakata yang belum termasuk dalam daftar kosakata. Pada
akhirnya, guru perlu menganalisis teks yang ada pada materi belajar untuk
menambahkan beberapa kata yang dianggap perlu untuk diperkenalkan kepada atau
dipelajari siswa sehingga pada akhirnya proporsi antarjenis kata dapat lebih
seimbang.
Selanjutnya,
guru juga harus memastikan apakah ia telah mengguakan tanda baca dengan benar.
Penggunaan huruf besar dan tanda baca sering kali menjadi masalah yang kurang
diperhatikan saat mengembangkan atau mengadaptasi materi belajar. Hal ini tentu
tidak semestinya terjadi, karena kesalahan penggunaan tanda baca dan huruf
besar sering kali membingungkan siswa saat mereka berhadapan dengan teks
panjang maupun soal-soal latihan. Untuk mengembangkan butir-butir angket evaluasi
bahasa, guru dapat mengembangkan dan/atau menambahkan blueprint angket di bawah ini.
1
|
The language
used in the materials is sufficiently authentic (Tomlinson, 2008:77).
|
2
|
The language
used in the materials is grammatically correct (BNSP, 2008).
|
3
|
The language
used are appropriate with the learner’s level of learning.
|
4
|
The
instructions are clear.
|
5
|
The
instructions tell the learners how to work on the activities.
|
6
|
Words in the
learning materials are spelled correctly.
|
7
|
The materials
have appropriate capitalisation.
|
8
|
The materials
have appropriate punctuation.
|
C.
Konten atau Isi
Berbicara
mengenai isi materi belajar tentunya guru harus membuka kembali SK dan KD yang
diamanatkan dalam kurikulum. Kesesuaian antara tuntutan belajar di kurikulum
dengan materi yang diajarkan melalui materi belajar yang dievaluasi.
Selanjutnya, karena kurikulum belajar bahasa Inggris menuntut siswa untuk dapat
berkomunikasi di konteks yang bervariasi, pastikan jika guru telah memasukkan
jenis-jenis latihan atau kegiatan belajar yang memberikan kesempatan bagi siswa
untuk menggunakan bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi. Selain itu, guru
juga harus memperhatikan authenticity
dalam penggunaan bahasa Inggris dalam materi belajar tersebut. Jangan sampai
materi belajar bahasa Inggris memberikan contoh penggunaan bahasa yang kurang
tepat dikarenakan guru meng-Inggriskan kalimat dalam bahasa Indonesia sehingga
menghasilkan makna yang janggal saat
dibaca.
Selanjutnya,
guru harus mempertimbangkan kesesuaian materi belajar dengan usia siswa. Bahan
bacaan yang digunakan dalam materi belajar sebaiknya disesuaikan dengan konteks
lingkungan usia siswa, sehingga setelah mempelajari materi tersebut, siswa
dapat mengambil manfaat dari apa yang telah mereka pelajari, untuk kebutuhan
hidup di lingkungan mereka. Hal inilah yang kemudian disebut bahwa materi
belajar tersebuit telah sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, yang mana
tentunya topiknya pun telah disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Yang terakhir,
pastikan bahwa materi belajar tersebut menggnakan bahan-bahan yang diambil dari
berbagai macam sumber belajar, misalnya internet, blog, koran, majalah, iklan
televisi, dll. Berikut adalah contoh blueprint
yang dapat guru kembangkan.
1
|
Materials are
appropriate with the standard of competence and Basic Competencies (Depdiknas,
2006).
|
2
|
Materials
provide the learners with opportunities to communicate in contexts (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77).
|
3
|
Materials
provide sufficient exposure to the authentic use of English (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77)
|
4
|
Materials
provide the learners with the linguistic features of their input (Tomlinson, 1998: 13).
|
5
|
The topics
are appropriate with the learners’ needs (Masuhara,
1998: 239).
|
6
|
The topics
are appropriate with the learners’ age.
|
7
|
The texts are
appropriate with the topics.
|
8
|
The texts are
taken from many different sources.
|
9
|
The texts are
likely to interest the learners (Mol, Hans &
Tan Bee Tin, 2008:77).
|
10
|
Materials
(for text structure, grammar and vocabulary learning) are sequenced
consistently.
|
D.
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar dalam evaluasi materi
belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan kriteria: variasi, kecukupan
jumlah, kesesuaian dengan tujuan belajar dan usia siswa, setting kegiatan (individu-pasangan-grup), dari input ke output, ketercapaian kegiatan belajar (tidak terlalu sulit atau
terlalu mudah dikerjakan), dll. Berikut adalah daftar kriteria yang disarankan
oleh BNSP (2008), Tomlinson (1998), dan Mol, Hans & Tan Bee Tin (2008).
1
|
The materials
have sufficient activities (BNSP, 2008).
|
2
|
The materials
provides plenty of varied activities (Tomlinson,
1998: 18).
|
3
|
The
activities are appropriate with the learning objectives (BNSP, 2008).
|
4
|
The activities are appropriate with the
learners’ age (BNSP, 2008).
|
5
|
The materials
provide the learners’ with unexpected reading activities (Tomlinson, 1998: 7).
|
6
|
The
activities are sequenced from controlled to free practices (Tomlinson, 1998:21).
|
7
|
The materials
provide a balance for input- and output-based activities (Tomlinson, 1998:21).
|
8
|
The
activities provide opportunities for individual learning (Tomlinson, 1998: 17).
|
9
|
The activities provide opportunities for
learners to work in pairs (Tomlinson,
1998: 17).
|
10
|
The
activities provide opportunities for learners to engage in group works (Tomlinson, 1998: 17).
|
11
|
The
activities engage the learners cognitively (Mol, Hans &
Tan Bee Tin, 2008:77).
|
12
|
The activities
are learner-centred.
|
13
|
The
activities provide achievable challenges to the learners (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77)
|
14
|
The
activities enable the learners to use their own attitudes, feelings and
experiences about the materials (Tomlinson,
1998: 19).
|
15
|
The
activities give the learners opportunities to gain feedback on the effective
use of English (Tomlinson, 1998:21; Mol, Hans & Tan Bee Tin,
2008:77).
|
Dengan menggunakan daftar kriteria
tersebut, guru dapat menilai apakah materi yang akan ia gunakan sudah sesuai
dari segi kegiatan belajar. Selain itu, guru juga dapat menambahkan beberapa kriteria
yang guru yakini sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris.
E.
Keterampilan Berbahasa
Dalam mengevaluasi komponen keterampilan
berbahasa, guru perlu mencermati apa kebutuhan belajar siswa, tujuan belajar
yang akan dicapai, serta target kebahasaan (missal kosakat dan tata bahasa)
yang diperlukan oleh siswa agar dapat memahami materi yang diajarkan. Pada
dasarnya, keterampilan berbahasa Inggris harus dilatihkan dengan eksplisit agar
siswa terfokus pada apa saja yang harus mereka capai. Pada umumnya, materi
belajar bahasa Inggris melatihkan keterampilan berbahasa secara terpadu (integrated) bukan secara terpisah (misal
menyimak atau membaca saja). Apabila suatu materi belajar memang didesain untuk
tujuan suatu keterampilan saja, misalnya membaca, maka dalam penyampaiannya dan latihannya pun
sebaiknya tetap melibatkan dua media komunikasi – tulis dan lisan sebagai output belajar. Daftar kriteria berikut
dapat dikembangkan ke dalam angket evaluasi materi belajar bagi guru.
1
|
Materials provide
connections between the development of Reading-Writing and Reading-Speaking
skills.
|
2
|
There are
sufficient materials for integrated skills work.
|
3
|
Materials
develop the learners’ reading skills.
|
4
|
Materials
help the learners to develop their writing skills
|
5
|
Materials
help the learners to develop their speaking skills.
|
6
|
Materials
provide the learners activities for the learning of grammar used in context.
|
7
|
Materials
provide the learners activities for the learning of vocabulary used in context.
|
8
|
Materials
develop the learners’ micro skills of reading.
|
9
|
Materials
develop the learners’ use of reading strategies.
|
Selain dengan angket, mengevaluasi
komponen keterampilan belajar dapat dilakukan dengan menganalisis setiap task atau activity yang ada pada materi belajar. Setiap task dan soal/pertanyaan dalam taks
perlu dianalisis satu per satu untuk melihat keterampilan mikro (micro skill) apa saja yang dilatihkan. Kemudian,
guru perlu mencermati apakah micro skill
yang dilatihkan tidak terlalu banyak dan cukup seimbang proporsinya. Apabila
guru mengembangkan tiga unit materi belajar bahasa Inggris, alangkah bainya
jika dalam tiap unit guru hanya memfokuskan materi untuk melatih tiga atau
empat micro skill saja, dan tentunya micro skill yang dilatihkan di suatu
unit tidak overlap dengan micro skill yang dilatihkan di unit
lain.
F.
Komponen Pendukung
Yang dimaksud dengan komponen pendukung
dalam hal ini meliputi kriteria bersihnya materi belajar dari unsur bias
gender, kultur maupun ras. Dengan menghindari ketiga hal ini, materi belajar
akan dapat digunakan dengan baik oleh siswa tanpa adanya rasa ketidaknyamanan
ataupun hal-hal yang dapat menimbulkan perselisihan yang disebabkan oleh
kesenjangan tersebut. Hal lain yang termasuk dalam komponen ini adalah
kemampuan materi belajar dalam menyediakan ruang bagi siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir sistematis serta nilai moral siswa. Di sisi lain, komponen
ini juga dapat mencakup keterkinian dari materi belajar yang akan menambah
keefektivitas belajar serta kebermanfaatan ilmu yang disampaikan kepada siswa.
Apabila materi belajar up to date dan sesuai dengan apa yang sedang dialami atau diperlukan oleh siswa,
siswa akan dapat mengambil manfaat dari informasi dan keterampilan yang
diajarkan lewat materi tersebut. Berikut adalah blueprint dari komponen pendukung.
1
|
Materials
develop the learners’ systematic thinking skill (BNSP, 2008).
|
2
|
The texts
promote the learners’ learning of moral values (BNSP, 2008).
|
3
|
Materials
avoid cultural stereotypes (Tomlinson,
1998: 19).
|
4
|
Materials
avoid racial stereotypes (Tomlinson,
1998: 19).
|
5
|
Materials
avoid sexual stereotypes (Tomlinson,
1998: 19).
|
6
|
Materials are
up to date (BNSP, 2008).
|
KESIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarkan
pengalaman penulis dalam melakukan penelitian pengembangan (R & D), proses pengembangan materi belajar bahasa Inggris dapat
membantu guru-guru dalam melatih kepekaan dan ketelitian dalam menyediakan
materi belajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Dengan
mengikuti langkah-langkah kerja yang sistematis, materi belajar yang
berkualitas dapat terwujud. Selain memahami dan langsung mempraktekkan
langkah-langkah sistematis yang telah ditentukan, guru juga mengembangkan
keterampilan mereka dalam mengevaluasi materi belajar yang mereka kembangkan
maupun materi belajar yang telah ada yang akan mereka gunakan dalam proses
pembelajaran. Sebagaimana dipaparkan dalam tulisan ini, evaluasi materi belajar
bahasa inggris meliputi penilaian materi belajar dari berbagai kriteria yang digolongkan
dalam enam komponen, yaitu komponen desain dan tata letak, bahasa, isi atau
konten, kegiatan belajar, keterampilan berbahasa, dan komponen pendukung. Di
samping itu, blueprint per komponen
yang diekstrak dari berbagai referensi pun telah disajikan sehingga memudahkan
guru untuk membuat angket evaluasi materi belajar bahasa Inggris. Blueprint yang disajikan, selanjutnya,
dapat dikembangkan atau ditambah dengan kriteria-kriteria lain yang menurut
guru sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris maupun
prinsip-prinsip materi belajar yang baik. Selanjutnya, penulis juga menyertakan
link bagi para guru yang memerlukan contoh angket evaluasi materi belajar
bahasa Inggris yang dapat di unduh di
http://goo.gl/ZGojlp.
Dengan contoh yang sudah ada, guru dapat berkreasi untuk mengembangkan angket
evaluasi materi belajar bahasa Inggris yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP).
2008. Penilaian buku teks pelajaran bahasa Inggris SMA/MA: Insrumen penilaian
kegrafikaan dan instrumen penilaian kelayakan isi dan bahasa. Jakarta: BNSP.
Brown,
James Dean. 1995. The elements of language curriculum: A systematic approach to program development. Boston: Heinle & Heinle.
Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas). 2006. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar
isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas.
Hutchinson,
T., and Waters, A. 1987. English for
specific purposes: a learning-centered approach. Cambridge: Cambridge
University Press.
Graves,
Kathlen. 2000. Designing language course:
A guide for teachers. Boston: Heinle & Heinle publishers.
Hayland, Ken. 2006. English
for academic purposes: An
advanced resource book. New York: Routledge.
Jolly, David and Rod Bolitho.
1998. A framework for materials writing,
in
Tomlinson.B (ed). Materials development
in language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.
Longman. 2009. Longman dictionary of contemporary English (5th ed.) New
York: Pearson Education
Limited.
Madya,
Suwarsih. 2013. Metodologi Pengajaran Bahasa; dari Era Prametode sampai Era
Pascametode. Yogyakarta:UNY Press.
Masuhara,
Hitomi. 1998. What do teachers really
want from course books, in Tomlinson.B (ed). Materials development in language teaching. Cambridge: Cambridge
University Press.
Mol,
Hans and Tan Bee Tin. 2008. EAP materials in New Zealand and Australia, in
Tomlinson, B (ed). English language
learning materials: A
critical review. New York: Continuum International Publishing Group.
Nation,
I. S. P. 2010. Language curriculum design. New York: Routledge.
Tomlinson,
B (ed). 1998. Materials development in
language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.
___________
2003. Materials evaluation, in B.
Tomlinson (ed), Developing Materials for
Language Teaching. London: Continuum Press.
________(ed)
2008. English language learning
materials: A critical
review.
New York: Continuum International Publishing Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar