Jumat, 07 November 2014

EVALUASI MATERI BELAJAR BAHASA INGGRIS:
KAJIAN DARI SEBUAH RISET

Ihtiara Fitrianingsih
E-mail: ihtiarafitrianingsih@gmail.com


PENDAHULUAN

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan materi belajar bahasa Inggris yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, guru dituntut untuk mampu mengadaptasi dan/atau mengembangkan materi belajar. Dengan melakukan salah satu atau kedua usaha tersebut, guru telah secara aktif mengembangkan alur berpikir kreatif dan kritis dalam mengevaluasi, mengadaptasi, dan mengembangkan materi belajar yang telah ada, atau bahkan mengembangkan bahan belajar yang mereka desain sendiri. Untuk memiliki keterampilan dalam mengadaptasi atau mengembangkan materi belajar, beberapa teori yang akan disajikan dalam kajian berikut dapat dijadikan referensi.


PENGEMBANGAN MATERI BELAJAR BAHASA INGGRIS

Pengembangan materi belajar bahasa Inggris adalah dapat ditempuh melalui sebuah proses yang disebut dengan Research and Development (R & D) yang melibatkan beberapa tahapan, yaitu: 1) instrument development, 2) identification and exploration of needs, covering the student’s and teachers’ learning needs and target needs, 3) course grid design, 4) the development of the first drafts of the learning materials, 5) pre-use evaluation, 6) the development of the second drafts of the learning materials, 7) try-out of the materials, 8) post-use evaluation, dan 9) revision & final material production. Pertama, pengembangan materi belajar bahasa Inggris bemula dari kegiatan analisis kebutuhan belajar yang mana  datanya dapat diperoleh dengan menggunakan  instrumen dalam bentuk angket dan wawancara. Selanjutnya, berdasarkan hasil angket atau wawancara, guru memperoleh informasi mengenai kebutuhan belajar siswa (Richards, 2001; Nation, 2010; Hyland, 2006; Hutchinson dan Waters, 1987:53-56; Graves, 2000). Informasi ini kemudian diolah dan dijadikan dasar dalam mengembangkan materi belajar. Draf 1 yang merupakan hasil awal pengembangan akan dievaluasi (evaluasi pra-penggunaan) dari segi tata letak, kebahasaan, topic, dan cakupan materi (Tomlinson (2003: 23-25) dan Masuhara (dalam Tomlinson 1998: 257).
Langkah selanjutnya adalah merevisi draf 1 berdasarkan data dari evaluasi pra-penggunaan, sehingga diperolehlah draf 2. Draf 2 dapat diujicobakan kepada siswa untuk memperoleh masukan mengenai kesesuaian materi dengan level belajar siswa, metode belajar siswa, dan alokasi waktu. Dengan mengamati proses belajar siswa saat menggunakan materi tersebut dan dengan menyebarkan angket kepada siswa, guru akan memperoleh masukan atau informasi di bagian mana saja ia perlu merevisi materi belajar yang telah dipakai tersebut. Hal terakhir yang dilakukan setelah uji coba adalah revisi agar materi belajar tersebut dapat digunakan dengan baik. Dengan melakukan langkah-langkah pengembangan  tersebut di atas, materi belajar bahasa Inggris yang dihasilkan oleh guru dapat lebih sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Seperti halnya mengembangkan materi belajar di atas, kegiatan mengadaptasi materi belajar yang sudah ada pun harus mengacu pada prosedur tertentu. Namun demikian, prosedur mengadaptasi materi belajar tidak sesulit mengembangkan materi baru. Dalam hal ini, guru harus melakukan evaluasi pra-penggunaan dengan memperhatikan sisi kebahasaan, dan cakupan materi. Selanjutnya, materi yang perlu direvisi dapat diketik ulang dan dikembangkan sehingga memiliki komponen kebahasaan dan cakupan materi yang lebih sesuai. Selain itu, guru juga dapat mengadaptasi materi tersebut agar sesuai dengan level pembelajaran siswa (tidak terlalu mudah atau terlalu sulit). Gutu juga dapat menambahkan beberapa latihan tambahan yang ditujukan untuk melatihkan keterampilan berbahasa tertentu, contohnya menyimak, membaca, berbicara, atau menulis. Beberapa ketrampilan mikro dapat dilatihkan melalui latihan-latihan tambahan tersebut. Pada akhirnya, hasil dari proses pengadaptasian materi ini akan berujung pada proses evaluasi materi.



EVALUASI MATERI BELAJAR BAHASA INGGRIS

Kegiatan mengevaluasi materi belajar bahasa Inggris dapat melatih kepekaan guru dalam mencermati materi belajar yang akan digunakan dalam proses pemelajaran. Kegiatan ini mengharuskan guru untuk memiliki beberapa kriteria ideal materi belajar yang baik. Dalam hal ini BNSP (2008) telah memberikan acuan untuk mengevaluasi materi belajar bahasa Inggrios dari komponen isi dan kebahasaan serta unsur kegrafikaan. Selain itu, beberapa ahli dan penulis juga menyarankan beberapa kriteria penilaian materi belajar seperti yang akan dijelaskan pada poin-poin berikut ini.


A.                Desain dan Tata Letak

Materi belajar bahasa Inggris, menurut BNSP (2008) dan Tomlinson (1998:7-8) harus dicetak pada kertas berukuran standar, seperti ukuran A4, A5, atau B5. Materi tersebut juga harus di cetak sesuai dengan daerah cetak, jangan sampai ada gambar maupun tulisan yang tidak tercetak karena terlalu mepet dengan pinggir kertas. Lalu, materi tersebut juga harus memiliki nomor halaman yang konsisten. Gambar dan tulisan tidak terlalu rapat sehingga masih ada ruang yang tetap putih. Hal ini penting agar siswa merasa nyaman saat membacanya.
Selain itu, tata letak gambar juga perlu disesuaikan agar tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Gambar pun harus relevan dengan topik. Kualitas gambar juga harus jelas atau tidak kabur. Lalu, di bagian bawah gambar terdapat sumber dari mana gambar itu diambil. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penggunaan jenis huruf. Dalam hal ini, jenis huruf yang digunakan dalam materi belajar tidak boleh lebih dari tiga jenis, dan ukurannya harus diatur sesuai dengan fungsinya. Kriteria yang terakhir adalah meemastikan tidak ada paragraf yang nggandul atau terpisah di dua halaman namun pemisahannya tidak sesuai.
Kriteria di bawah ini adalah rangkuman dari hal-hal yang di sebutkan di atas. Guru dapat mengembangkan butir-butir angket evaluasi desain dan tata letak materi belajar dengan menggunakan blueprint berikut ini.

1
The paper size is appropriate with the standard (A4, A5 or B5) (BNSP, 2008).
2
The paper margin is proportional with the print area (BNSP, 2008).
3
The layout used in the materials pages is consistent (BNSP, 2008).
4
The layout provides lots of white space (Tomlinson, 1998:8).
5
The colour combination look harmonical  (Tomlinson, 1998:7).
6
The pictures are sufficiently varied (Tomlinson, 1998:7).
7
The pictures are clear, not blurred (BNSP, 2008).
8
The pictures relate the learners to the subject matter (Tomlinson, 1998:7).
9
There is a source from which pictures are taken (BNSP, 2008).
10
The size of the fonts is varied properly (BNSP, 2008).
11
The font variation is less than four types (BNSP, 2008).
12
The passages are page-broken properly (BNSP, 2008).


B.                 Bahasa

Dalam mengevaluasi unsur kebahasaan, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah hal ketepatan penggunaan tata bahasa, kosakata, dan penggunaan tanda baca. Dalam hal tata bahasa, guru perlu meneliti kembali apakah materi belajar yang telah ia kembangkan menggunakan  tata bahasa Inggris dengan benar. Guru perlu berperan sebagai orang lain untuk dapat meneliti adanya kesalahan tata bahasa dalam materi belajar yang akan dievaluasi. Hal lain yang dapat dilakukan adalah meninta bantuan teman sejawat untuk mereviu penggunaan tata bahasa dalam materi belajar tersebut. Di sisi lain, guru juga perlu mencermati apakah semua kalimat dalam perintah, soal, maupun bacaan menggunakan kosakata yang sesuai dengan level pembelajaran siswa. Sebagaimana disarankan oleh Suwarsih Madya (2013: 234), materi belajar hendaklah dikembangkan berdasarkan level pembelajaran siswa. Jika dalam hal kosa kata bahasa Inggris siswa SMA dikatakan telah memiliki keterampilan berbahasa Inggris di tingkat intermediate, mereka akandituntut untuk dapat memahami teks-teks  berbahasa Inggris yang memiliki kosa kata pada tingkat 3000 teratas (3000 high frequency words). Implikasinya, sebaiknya guru mengecek apakah penggunaan kosakata pada bacaan, perintah dan soal tidak menggunakan kata yang lebih tinggi dari kelas 3000 kata tersebut. Guru dapat mengakses berbagai macam daftar kosakata bahasa Inggris di tingkat 1000, 2000, atau 3000 teratas dari internet, seperti halnya Longman Communication 3000 (dapat diunduh di http://goo.gl/Ukiw5m).
Apabila level pembelajaran kosakata yang siswa miliki baru mencapai level 2000 kata, guru dapat mengadaptasi teks yang akan digunakan dalam materi belajar dengan menggunakan perangkat lunak atau software yang bernama Kurzweil 3000 dapat diunduh di http://goo.gl/ly9rSf). Dengan menggunakan software ini, guru dapat mengkopi teks yang ia temukan di internet ke dalam software tersebut lalu menganalisa kosakata teks tersebut hanya dengan satu kali klik maka guru akan memperoleh daftar kata yang berada di kelas 2000 teratas dan daftar kata yang berada di luar daftar. Dengan demikian, guru dapat menentukan kata mana saja yang perlu ia ganti dengan ekuivalensinya atau sinonimnya agar nantinya teks tetap dapat dipahami oleh siswa tanpa adanya kesulitan yang berarti.
Selain kelas kosakata, guru juga harus memperhatikan keseimbangan jenis kata yang dipelajari dalam vocabulary learning tasks atau dalam vocabulary lists. Sebagai contoh, sebelum dianalisis dari segi keseimbangan proporsi kosakata, materi belajar membaca (katakanlah Unit 1: Smartpone Hunt yang dikembangkan untuk kelas X SMA) memiliki proporsi kata kerja 60%, kata benda 23%, kata sifat 12%, dan kata sambung 2%, kata keterangan 2%, dan kata depan 1%. Jikadilihat dari segi keseimbangan antarjenis kata, tentu proporsi tersebut belum ideal. Setelah analisis dilakukan, ternyata masih ditemukan banyak kosakata yang belum termasuk dalam daftar kosakata. Pada akhirnya, guru perlu menganalisis teks yang ada pada materi belajar untuk menambahkan beberapa kata yang dianggap perlu untuk diperkenalkan kepada atau dipelajari siswa sehingga pada akhirnya proporsi antarjenis kata dapat lebih seimbang.
Selanjutnya, guru juga harus memastikan apakah ia telah mengguakan tanda baca dengan benar. Penggunaan huruf besar dan tanda baca sering kali menjadi masalah yang kurang diperhatikan saat mengembangkan atau mengadaptasi materi belajar. Hal ini tentu tidak semestinya terjadi, karena kesalahan penggunaan tanda baca dan huruf besar sering kali membingungkan siswa saat mereka berhadapan dengan teks panjang maupun soal-soal latihan. Untuk mengembangkan butir-butir angket evaluasi bahasa, guru dapat mengembangkan dan/atau menambahkan blueprint angket di bawah ini.

1
The language used in the materials is sufficiently authentic (Tomlinson, 2008:77).
2
The language used in the materials is grammatically correct (BNSP, 2008).
3
The language used are appropriate with the learner’s level of learning.
4
The instructions are clear.
5
The instructions tell the learners how to work on the activities.
6
Words in the learning materials are spelled correctly.
7
The materials have appropriate capitalisation.
8
The materials have appropriate punctuation.


C.                 Konten atau Isi

Berbicara mengenai isi materi belajar tentunya guru harus membuka kembali SK dan KD yang diamanatkan dalam kurikulum. Kesesuaian antara tuntutan belajar di kurikulum dengan materi yang diajarkan melalui materi belajar yang dievaluasi. Selanjutnya, karena kurikulum belajar bahasa Inggris menuntut siswa untuk dapat berkomunikasi di konteks yang bervariasi, pastikan jika guru telah memasukkan jenis-jenis latihan atau kegiatan belajar yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk menggunakan bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi. Selain itu, guru juga harus memperhatikan authenticity dalam penggunaan bahasa Inggris dalam materi belajar tersebut. Jangan sampai materi belajar bahasa Inggris memberikan contoh penggunaan bahasa yang kurang tepat dikarenakan guru meng-Inggriskan kalimat dalam bahasa Indonesia sehingga menghasilkan makna yang  janggal saat dibaca.
Selanjutnya, guru harus mempertimbangkan kesesuaian materi belajar dengan usia siswa. Bahan bacaan yang digunakan dalam materi belajar sebaiknya disesuaikan dengan konteks lingkungan usia siswa, sehingga setelah mempelajari materi tersebut, siswa dapat mengambil manfaat dari apa yang telah mereka pelajari, untuk kebutuhan hidup di lingkungan mereka. Hal inilah yang kemudian disebut bahwa materi belajar tersebuit telah sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, yang mana tentunya topiknya pun telah disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Yang terakhir, pastikan bahwa materi belajar tersebut menggnakan bahan-bahan yang diambil dari berbagai macam sumber belajar, misalnya internet, blog, koran, majalah, iklan televisi, dll. Berikut adalah contoh blueprint yang dapat guru kembangkan.

1
Materials are appropriate with the standard of competence and Basic Competencies (Depdiknas, 2006).
2
Materials provide the learners with opportunities to communicate in contexts (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77).
3
Materials provide sufficient exposure to the authentic use of English (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77)
4
Materials provide the learners with the linguistic features of their input (Tomlinson, 1998: 13).
5
The topics are appropriate with the learners’ needs (Masuhara, 1998: 239).
6
The topics are appropriate with the learners’ age.
7
The texts are appropriate with the topics.
8
The texts are taken from many different sources.
9
The texts are likely to interest the learners (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77).
10
Materials (for text structure, grammar and vocabulary learning) are sequenced consistently.


D.                Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dalam evaluasi materi belajar dapat dievaluasi dengan menggunakan kriteria: variasi, kecukupan jumlah, kesesuaian dengan tujuan belajar dan usia siswa, setting kegiatan (individu-pasangan-grup), dari input ke output, ketercapaian kegiatan belajar (tidak terlalu sulit atau terlalu mudah dikerjakan), dll. Berikut adalah daftar kriteria yang disarankan oleh BNSP (2008), Tomlinson (1998), dan Mol, Hans & Tan Bee Tin (2008).

1
The materials have sufficient activities (BNSP, 2008).
2
The materials provides plenty of varied activities (Tomlinson, 1998: 18).
3
The activities are appropriate with the learning objectives (BNSP, 2008).
4
 The activities are appropriate with the learners’ age (BNSP, 2008).
5
The materials provide the learners’ with unexpected reading activities (Tomlinson, 1998: 7).
6
The activities are sequenced from controlled to free practices (Tomlinson, 1998:21).
7
The materials provide a balance for input- and output-based activities (Tomlinson, 1998:21).
8
The activities provide opportunities for individual learning (Tomlinson, 1998: 17).
9
 The activities provide opportunities for learners to work in pairs (Tomlinson, 1998: 17).
10
The activities provide opportunities for learners to engage in group works (Tomlinson, 1998: 17).
11
The activities engage the learners cognitively (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77).
12
The activities are learner-centred.
13
The activities provide achievable challenges to the learners (Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77)
14
The activities enable the learners to use their own attitudes, feelings and experiences about the materials (Tomlinson, 1998: 19).
15
The activities give the learners opportunities to gain feedback on the effective use of English (Tomlinson, 1998:21; Mol, Hans & Tan Bee Tin, 2008:77).

Dengan menggunakan daftar kriteria tersebut, guru dapat menilai apakah materi yang akan ia gunakan sudah sesuai dari segi kegiatan belajar. Selain itu, guru juga dapat menambahkan beberapa kriteria yang guru yakini sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris.


E.                 Keterampilan Berbahasa

Dalam mengevaluasi komponen keterampilan berbahasa, guru perlu mencermati apa kebutuhan belajar siswa, tujuan belajar yang akan dicapai, serta target kebahasaan (missal kosakat dan tata bahasa) yang diperlukan oleh siswa agar dapat memahami materi yang diajarkan. Pada dasarnya, keterampilan berbahasa Inggris harus dilatihkan dengan eksplisit agar siswa terfokus pada apa saja yang harus mereka capai. Pada umumnya, materi belajar bahasa Inggris melatihkan keterampilan berbahasa secara terpadu (integrated) bukan secara terpisah (misal menyimak atau membaca saja). Apabila suatu materi belajar memang didesain untuk tujuan suatu keterampilan saja, misalnya membaca,  maka dalam penyampaiannya dan latihannya pun sebaiknya tetap melibatkan dua media komunikasi – tulis dan lisan sebagai output belajar. Daftar kriteria berikut dapat dikembangkan ke dalam angket evaluasi materi belajar bagi guru.

1
Materials provide connections between the development of Reading-Writing and Reading-Speaking skills.
2
There are sufficient materials for integrated skills work.
3
Materials develop the learners’ reading skills.
4
Materials help the learners to develop their writing skills
5
Materials help the learners to develop their speaking skills.
6
Materials provide the learners activities for the learning of grammar used in context.
7
Materials provide the learners activities for the learning of vocabulary used in context.
8
Materials develop the learners’ micro skills of reading.
9
Materials develop the learners’ use of reading strategies.

Selain dengan angket, mengevaluasi komponen keterampilan belajar dapat dilakukan dengan menganalisis setiap task atau activity yang ada pada materi belajar. Setiap task dan soal/pertanyaan dalam taks perlu dianalisis satu per satu untuk melihat keterampilan mikro (micro skill) apa saja yang dilatihkan. Kemudian, guru perlu mencermati apakah micro skill yang dilatihkan tidak terlalu banyak dan cukup seimbang proporsinya. Apabila guru mengembangkan tiga unit materi belajar bahasa Inggris, alangkah bainya jika dalam tiap unit guru hanya memfokuskan materi untuk melatih tiga atau empat micro skill saja, dan tentunya micro skill yang dilatihkan di suatu unit tidak overlap dengan micro skill yang dilatihkan di unit lain.


F.                  Komponen Pendukung

Yang dimaksud dengan komponen pendukung dalam hal ini meliputi kriteria bersihnya materi belajar dari unsur bias gender, kultur maupun ras. Dengan menghindari ketiga hal ini, materi belajar akan dapat digunakan dengan baik oleh siswa tanpa adanya rasa ketidaknyamanan ataupun hal-hal yang dapat menimbulkan perselisihan yang disebabkan oleh kesenjangan tersebut. Hal lain yang termasuk dalam komponen ini adalah kemampuan materi belajar dalam menyediakan ruang bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir sistematis serta nilai moral siswa. Di sisi lain, komponen ini juga dapat mencakup keterkinian dari materi belajar yang akan menambah keefektivitas belajar serta kebermanfaatan ilmu yang disampaikan kepada siswa. Apabila materi belajar up to date dan sesuai dengan apa yang sedang dialami atau diperlukan oleh siswa, siswa akan dapat mengambil manfaat dari informasi dan keterampilan yang diajarkan lewat materi tersebut. Berikut adalah blueprint dari komponen pendukung.

1
Materials develop the learners’ systematic thinking skill (BNSP, 2008).
2
The texts promote the learners’ learning of moral values (BNSP, 2008).
3
Materials avoid cultural stereotypes (Tomlinson, 1998: 19).
4
Materials avoid racial stereotypes (Tomlinson, 1998: 19).
5
Materials avoid sexual stereotypes (Tomlinson, 1998: 19).
6
Materials are up to date  (BNSP, 2008).


KESIMPULAN DAN SARAN

            Berdasarkan pengalaman penulis dalam melakukan penelitian pengembangan (R & D), proses pengembangan materi belajar bahasa Inggris dapat membantu guru-guru dalam melatih kepekaan dan ketelitian dalam menyediakan materi belajar yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Dengan mengikuti langkah-langkah kerja yang sistematis, materi belajar yang berkualitas dapat terwujud. Selain memahami dan langsung mempraktekkan langkah-langkah sistematis yang telah ditentukan, guru juga mengembangkan keterampilan mereka dalam mengevaluasi materi belajar yang mereka kembangkan maupun materi belajar yang telah ada yang akan mereka gunakan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana dipaparkan dalam tulisan ini, evaluasi materi belajar bahasa inggris meliputi penilaian materi belajar dari berbagai kriteria yang digolongkan dalam enam komponen, yaitu komponen desain dan tata letak, bahasa, isi atau konten, kegiatan belajar, keterampilan berbahasa, dan komponen pendukung. Di samping itu, blueprint per komponen yang diekstrak dari berbagai referensi pun telah disajikan sehingga memudahkan guru untuk membuat angket evaluasi materi belajar bahasa Inggris. Blueprint yang disajikan, selanjutnya, dapat dikembangkan atau ditambah dengan kriteria-kriteria lain yang menurut guru sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Inggris maupun prinsip-prinsip materi belajar yang baik. Selanjutnya, penulis juga menyertakan link bagi para guru yang memerlukan contoh angket evaluasi materi belajar bahasa Inggris yang dapat di unduh di
http://goo.gl/ZGojlp. Dengan contoh yang sudah ada, guru dapat berkreasi untuk mengembangkan angket evaluasi materi belajar bahasa Inggris yang lebih baik.
           


DAFTAR PUSTAKA

Badan Nasional Standar Pendidikan (BNSP). 2008. Penilaian buku teks pelajaran bahasa Inggris SMA/MA: Insrumen penilaian kegrafikaan dan instrumen penilaian kelayakan isi dan bahasa. Jakarta: BNSP.

Brown, James Dean. 1995. The elements of language curriculum: A systematic approach to program development. Boston: Heinle & Heinle.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2006. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas.

Hutchinson, T., and Waters, A. 1987. English for specific purposes: a learning-centered approach. Cambridge: Cambridge University Press.

Graves, Kathlen. 2000. Designing language course: A guide for teachers. Boston: Heinle & Heinle publishers.

Hayland, Ken. 2006. English for academic purposes: An advanced resource book. New York: Routledge.

Jolly, David and Rod Bolitho. 1998. A framework for materials writing, in Tomlinson.B (ed). Materials development in language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Longman. 2009. Longman dictionary of contemporary English (5th ed.) New York: Pearson Education Limited.

Madya, Suwarsih. 2013. Metodologi Pengajaran Bahasa; dari Era Prametode sampai Era Pascametode. Yogyakarta:UNY Press.

Masuhara, Hitomi. 1998. What do teachers really want from course books, in Tomlinson.B (ed). Materials development in language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Mol, Hans and Tan Bee Tin. 2008. EAP materials in New Zealand and Australia, in Tomlinson, B (ed). English language learning materials: A critical review. New York: Continuum International Publishing Group.

Nation, I. S. P.  2010. Language curriculum design. New York: Routledge.
Tomlinson, B (ed). 1998. Materials development in language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

___________ 2003. Materials evaluation, in B. Tomlinson (ed), Developing Materials for Language Teaching. London: Continuum Press.

________(ed) 2008. English language learning materials: A critical review. New York: Continuum International Publishing Group.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar